Mataram, LiraNews.com – Gubernur Nusa Tenggara Barar (NTB), Dr. Muhammad Zainul Majdi dimaki-mai dan mendapat penghinaan oleh seseorang bernama Steven Hadisurya Sulistiyo di Bandara Udara Changi, Singapura, pada Minggu lalu (9/4/2017).
Gubernur yang biasa disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu disebut sebagai tikus kotor (tiko) mendadat viral di media sosial. Sejumlah akun medsos baik Whatsapp maupun Facebook membuat status peristwa penghinaan tersebut.
Muhammad Tonas, kolega Tuan Guru Bajang semasa menjadi anggota DPR RI dari Partai Bulan Bintang (2004-2009) mengabarkannya melalu akun facebook miliknya.
“Ijin sharing kejadian menimpa Gubernur muslim kebanggan kita Dr Tuan Guru Bajang (NTB) al hafidz Dia dilecehkan seorang bernama Steven HS, diawali salah paham antrian di bandara,” tulis Tonas tulisnya.
Menurut Tonas, yang bersangkutan (Steven) terus memaki-maki, bahkan setelah tahu TGB seorang Gubernur. “Luar biasa penghinaannya, terutama umpatan kotor mereka terhadap pribumi yaitu, tiko,” tulis status facebook Muhammad Tonas.
Kejadian tersebut, berdasarkan penuturan Tuan Guru Bajang, saat dia dan istrinya keluar antrian ke salah satu petugas untuk menanyakan info penerbangan. Istrinya tetap di jalur antrian, sedangkan mereka datang belakangan.
“Saya balik gabung istri mereka ngamuk. Mereka pikir itu bukan istri saya awalnya. Malu mungkin lalu mengumpat-umpat. Kami mengalah pindah antrian masih terus diumpat. Saya adukan ke polisi setiba di jakarta.Saya memutuskan mengadu setelah mengetahui arti kata “tiko”. Rupanya mereka punya sebutan yang sangat merendahkan pribumi,” terang TGB.
Berikut kutipan lengkap yang disebut-sebut sebagai percakapan seseorang (inisial “N”) dan Gubernur NTB (TGB) dengan judul “Siapa yang merusak NKRI?” yang viral di media sosial facebook maupun whatsapp.
N: Tuan Guru Bajang, gmn cerita kejadian itu?
TGB: Tendensi rasis Pak.
N: Betul. Tp jk boleh tau gmn kejadiannya?
TGB: Saya dan istri sdg antri, lalu ada rombongan kecil mengaku mengantri sebelumnya marah2. Kami mengalah lalu pindah lane, terus diumpat-umpat.
Ada sekelompok orang yg makin sombong di Republik ini Pak. Mereka pikir uang bisa membeli segalanya.
N: Maksudnya mrk sdh antre duluan?TGB: Nggak Pak. Saya dan Istri datang duluan. Mereka nggak ada.
N: Terus?
TGB: Kami antri, saya keluar antrian ke salah satu petugas utk tanya info penerbangan , istri tetap di jalur antrian. Mereka datang belakangan. Saya balik gabung istri mereka ngamuk. Mereka pikir itu bukan istri saya awalnya. Malu mungkin lalu mengumpat-umpat. Kami mengalah pindah antrian masih terus diumpat. Saya adukan ke polisi setiba di jakarta.Saya memutuskan mengadu setelah mengetahui arti kata “tiko”. Rupanya mereka punya sebutan yang sangat merendahkan pribumi.
N: Apa itu tiko?
S: Tiko : Tikus Kotor ? Atau : Anjing Tanah.
M: Oalah
TGB: Di polres bandara pun mereka masih mengintimidasi petugas.
N: Bgmn intimidasinya?
TGB: Teriak-teriak di dalam kantor sampai kemudian diusir keluar oleh seorang petugas.
A: Apa mereka gak tahu jika abangda adalah seorang Gunernur?
TGB: Setelah tahu pun tak berkurang arogansinya. Saya mmebayangkan bagaimana mengenaskannya saudara2 kita yg kebetulan bekerja pada mereka. Kata ‘tiko’ ternyata kasar sekali loh, ti = babi, ko = anjing, jadi kalo kita manggil orang-orang dalam tanda kutip pribumi itu ‘tiko’, itu sangat menghina sekali. LN-MHS
Discussion about this post