JAKARTA, LIRANEWS.COM | Pendapatan Ferrari NV naik pada kuartal pertama karena produsen itu menjual lebih banyak mobil sport termahalnya dan permintaan untuk personalisasi meningkat.
Pendapatan bersih naik 13% menjadi USD2,03 miliar (Rp33,7 triliun) dari tahun sebelumnya karena pengiriman yang lebih tinggi di Eropa dan Amerika, kata perusahaan itu pada hari Selasa. Ebitda naik 15%, dengan kedua angka tersebut secara garis besar sesuai dengan ekspektasi analis.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ferrari tetap relatif tangguh terhadap masalah permintaan yang mengganggu para pesaingnya, yang juga berjuang dengan biaya tambahan dari tarif AS.
Perusahaan mengonfirmasi prospeknya untuk tahun ini.
Saham Ferrari turun 0,3% pada pukul 1:09 siang di Milan. Saham tersebut turun sekitar 1% tahun ini.
Dampak Tarif Trump
Ferrari menjual sekitar satu dari empat mobil di AS, pasar terbesarnya. Perusahaan tersebut mengatakan pada bulan Maret bahwa mereka berencana untuk menaikkan harga beberapa modelnya di pasar hingga 10% untuk menghadapi tugas Presiden Donald Trump.
Meskipun pengiriman global Ferrari naik 1% dalam periode tersebut, pengiriman tersebut tertahan oleh kemerosotan yang terus berlanjut di wilayah China, di mana penjualannya anjlok 25% di tengah permintaan yang lemah untuk mobil mewah Barat.
Kinerja buruk Ferrari di sana menyusul penurunan penjualan sebesar 21% di wilayah tersebut pada kuartal keempat.
Ferrari kurang terekspos ke pasar China dibandingkan beberapa pesaingnya. Perusahaan membatasi penjualan di sana hingga 10% dari total pengiriman karena tarif lokal membebani margin.
Namun, pabrikan tersebut dapat memikirkan kembali batasannya untuk mengejar peluang karena permintaan untuk kendaraan listrik mewah meningkat, kata Kepala Eksekutif Benedetto Vigna awal tahun ini.
Discussion about this post